Ketika jalannya tengah dipenuhi
duri dari berbagai arah
Dia tak pernah sadar bagaimana ia bernapas
Ketika tak ada jalan masuk bagi udara bebas
Langkahnya hening,
Dunianya sepi di antara tawa gemerincing
Benaknya sibuk bersahutan
Sedang bibirnya terkunci dalam diam
Entah apa yang menunggu di depan
Ia enggan memikirkan
Hei, bukankah hidup itu memang tanpa kepastian?
Entahlah,
Biar saja Tuhan yang menentukan
Karena ia terlalu sibuk menjaga agar nyawa tetap bersatu dengan badan
0 comments:
Posting Komentar