Sabtu, 31 Desember 2016

Pelajaran di bulan Desember

Bulan Desember tahun ini tampaknya hujan tidak datang sesering biasa saat musim penghujan tiba. Rasanya, tak sampai menghabiskan lima jari untuk menghitung berapa kali saya harus menunda pulang dari kerja lantaran hujan. Biarlah. Mungkin hujan tengah menanti saat yang tepat untuk menemui bumi. :)

Bulan Desember tahun ini, ada banyak sekali pelajaran yang saya dapat. Saya seperti tengah menghadiri sebuah kelas bimbingan belajar super intensif dimana hanya ada sedikit waktu untuk membahas sederet permasalahan kompleks yang diberikan serta nyaris tanpa jeda. Bedanya, tidak ada penjelasan materi di awal dan tidak ada ujian remedial. Ya, di kelas kehidupan, semuanya learning by doing dan tidak ada ujian susulan atau ulangan. Gagal? Ya sudah, terima saja.

Kelas yang saya hadiri belakangan ini sedang "rajin" sekali memberikan tugas. Tidak, saya tidak mengeluh. Sebaliknya, justru saya berterima kasih karena banyaknya tugas ini mampu membuka mata saya tentang hidup dan membantu saya menemukan kekuatan baru yang bahkan saya tidak tahu saya bisa melakukannya.

Saya paham, ini salah satu cara-Nya mendewasakan saya, cara Ia menjelaskan tentang perpindahan fase hidup kepada saya yang masih pemula. Sesekali saya masih menangis karena merasa lelah dan tidak kuat, namun selalu ada energi yang Ia selipkan di dalam hati setiap kali saya datang menemui-Nya, tak peduli seberapa buruk performa saya. Diberikan-Nya saya orang-orang hebat yang membantu mengerti pelajaran. Apalagi yang bisa saya keluhkan kalau demikian?

Bulan Desember sebentar lagi selesai. Tapi tidak dengan tugas. Masih banyak yang harus saya pelajari. Pantaskah saya mengeluh? Atau, haruskah saya mogok mengerjakan tugas? Tidak. Tidak setelah apa yang Ia ajarkan kepada saya bulan ini. Tidak setelah begitu banyak pelajaran yang saya petik lewat tugas-tugas yang tersaji.

Biarkan Indah perbaiki lagi ya, Tuhan?

Kamis, 15 Desember 2016

Naik level

Setahun lalu,
Kamu menangis setiap malam selama seminggu penuh.
Setahun lalu,
Kamu nyaris muntah setiap mencoba membaca setiap halaman buku yang terbuka di hadapanmu.
Setahun lalu,
Lidahmu mati rasa dan perutmu tak pernah mengeluh lapar.

Namun,
Kau tetap tak berhenti percaya dan berusaha,

Lalu,
Kamu baik-baik saja.
Semua rintangan itu berbuah manis seperti yang selama ini kau impikan.

Kini,
Rintangan kembali menghadang tubuh mungilmu
Kembali berusaha menjegalmu, dengan cara yang...
Jauh lebih rumit.

Naik level, kata mereka.

Bangun, Nona muda.
Sama seperti tahun lalu,
Yang satu ini akan bisa kau taklukkan,
Anginnya memang lebih kencang,
Jalannya pun lebih terjal,

Bangun, Nona muda.
himpun semua yang kau punya,
Kuatkan hatimu, mantapkan pikiranmu

Semua pasti berlalu.