Di sebuah teras yang dekat dengan jalan raya, sebuah meja yang lumayan penuh dengan cemilan, dan beberapa orang berlalu lalang, seorang pria bertubuh tinggi dan kurus mengenakan baju putih berdiri menghadap ke jalan, seolah menantikan sesuatu. Beliau sudah cukup lanjut usia, namun masih gagah dan bersuara lantang. Tangan kanannya memegang ponsel dan sepertinya agak kurang sabar menunggu orang yang dihubungi untuk menjawab panggilannya.
"Halo? Ini travelnya sudah di jalan. Sebentar lagi Bapak berangkat."
Aku menangkap nada gelisah di suara itu, suara yang sepertinya tak asing bagiku. Malah, sangat familiar. Lalu tiba-tiba aku melihat sekelebatan bayang wajah lawan bicara beliau di ujung telepon. Seorang perempuan. Perempuan yang amat ku kenal.
Aku berdiri, mematung menatap beliau dari samping kiri. Samar ku lihat lagi dari kejauhan sebuah kendaraan roda empat mendekat. Kemudian...
.
.
.
.
.
.
.
.
"Mobil travel Akas sudah jemput," ucap beliau lembut.
Dan...
Aku terjaga dari lelapku, serta tersadar...
hari itu, hari di mana aku memimpikan beliau adalah hari ke-40 kepergiannya.
Terima kasih sudah datang untuk berpamitan, Akas.
Kapan-kapan, Akas datang lagi ya? Bisa kan?
Indah sayang Akas...
Terima kasih untuk pesannya agar terus sekolah, Kas.. :') |
0 comments:
Posting Komentar